Program Edukasi dan Inspirasi untuk Peningkatan Ekonomi Lokal dengan Memanfaatkan Daun Kelor Bagi UMKM
Salsa Aura Samrotul Fuadah¹, Pradifaliani Nurhidayati², One Mayra Siti Nur A³, Farah Haniyah⁴.
UMKM adalah kegiatan atau usaha bisnis yang dijalankan oleh individu, rumah tangga, ataupun badan usaha kecil. UMKM sendiri merupakan singkatan dari usaha kecil, mikro, dan menengah. Sebelumnya UMKM diatur dalam Undang-undang No. 20 tahun 2008, lalu diatur dalam PP No. 7 tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau yang sering disebut PP UMKM.
UMKM yang ada di Indonesia jumlahnya terus bertambah dan semakin berkembang. Selain itu, Menteri Koperasi dan UKM mengatakan bahwa sebanyak 19 juta UMKM di Indonesia sudah masuk ke ekosistem digital hingga Mei 2022. Ini berarti sudah semakin banyak pelaku UMKM yang dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung bisnis mereka (Lianovanda, 2024).
UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia dengan kontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Namun, banyak UMKM yang masih menghadapi tantangan untuk berkembang karena terbatasnya pemahaman dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi digital. Produk lokal seperti daun kelor, yang memiliki manfaat kesehatan tinggi, berpotensi besar dalam meningkatkan ekonomi lokal jika diolah dan dipasarkan secara tepat.
Stunting adalah salah satu masalah yang dihadapi Indonesia, terlebih lagi kita mempunyai ambisi untuk mencapai Indonesia emas 2045. Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Rabu (25/1) dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022. Walaupun sudah menurun namun angka 21,6% adalah angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Tanaman kelor atau dengan nama ilmiah Moringa oleifera merupakan tanaman yang multiguna, karena hampir seluruh bagiannya (akar, daun, polong/pods, dan kulit batang) dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan. Nilai gizi tanaman ini juga terbilang cukup baik sehingga menjadi Solusi atas masalah kekurangan gizi untuk Masyarakat dengan perekonomian rendah. Tak hanya itu, tanaman ini juga dapat diolah menjadi beragam jenis produk yang menarik dijadikan campuran makanan dan minuman. (Saras, 2022)
Daun kelor, yang memiliki kandungan nutrisi tinggi seperti protein, kalsium, zat besi, dan antioksidan, memberikan manfaat kesehatan yang besar bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Produk olahan daun kelor diyakini mampu membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk kekurangan gizi dan stunting, sehingga potensial sebagai solusi kesehatan bagi masyarakat luas. Tantangan yang dihadapi dalam dunia UMKM kolaborasi yang berkesinambungan, UMKM berbasis daun kelor diharapkan dapat meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian lokal, membuka lapangan kerja, dan mendukung pola hidup sehat di masyarakat. Dalam upaya meningkatkan ekonomi lokal, program edukasi dan inspirasi berbasis pemanfaatan daun kelor dapat menjadi solusi inovatif bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Daun kelor (Moringa oleifera) dikenal memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan beragam manfaat kesehatan, sehingga memiliki potensi untuk diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah. Melalui program ini, UMKM dapat memanfaatkan daun kelor sebagai bahan baku produk yang dapat bersaing di pasar lokal maupun global
Di minggu pertama kami melakukan pengabdian masyarakat di RT 06 RW 03 Kelurahan karangtampel kota Semarang kamu mengedukasi para masyarakat yang memiliki usaha UMKM tentang stunning dan daun kelor, termasuk memberikan poster poster dan buku saku tentang stunting dan daun kelor. Pada minggu ke 2 dan ke 3 kami mulai mengajari para UMKM untuk membuat moringa puding dan moringa latte sebagai ide baru untuk bisnis mereka. Dengan antusiasme yang tinggi apa yang kami harapkan dapat tersalurkan dengan baik.
Program edukasi tentang manfaat daun kelor dalam menangani masalah kesehatan, khususnya stunting, telah berhasil dilaksanakan di Kelurahan Karangtampel, Semarang. Melalui pendekatan berbasis pengabdian masyarakat, para pelaku UMKM mendapatkan pengetahuan tentang gizi daun kelor serta potensinya dalam menambah nilai produk olahan. Dengan adanya kegiatan ini, UMKM diperkenalkan pada ide bisnis baru seperti moringa puding dan moringa latte, yang diharapkan dapat memberikan variasi produk serta peluang peningkatan pendapatan. Melalui antusiasme masyarakat yang tinggi, diharapkan program ini mampu meningkatkan kesehatan serta ekonomi lokal secara berkesinambungan, membuka lapangan kerja, dan mendukung pola hidup sehat di lingkungan masyarakat.
Komentar
Posting Komentar