Chat GPT Menurunkan Kemampuan Berpikir Mahasiswa

        Di era digital yang semakin berkembang, AI (Artificial Intelligence) telah memengaruhi banyak aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Salah satu inovasi AI yang populer adalah Chat GPT, Chat GPT (Generative Pre-training Transformer) adalah sistem kecerdasan buatan yang memungkinkan interaksi percakapan berbasis teks (Suharmawan, 2023). Chat GPT menawarkan berbagai fungsi yang dapat digunakan mahasiswa, seperti membantu memahami materi kuliah, merumuskan ide, mencari informasi tambahan dan menyelesaikan tugas akademik.

        Pada DIKSI (Diskusi Ilmiah) yang dilaksanakan pada Sabtu, 24 Agustus 2024 membahas topik yang sedang ramai dibicarakan. Dengan mengundang salah satu Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) UKM KIPM 2022/2023 yaitu Sherli Himmatus Suroyya, sebagai pemateri yang akan menemani peserta DIKSI dengan topik yang diangkat yaitu pro kontra Chat GPT Menurunkan Kemampuan Berpikir Mahasiswa.

        Namun apakah Chat GPT benar-benar berdampak dan memengaruhi kemampuan berpikir kritis mahasiswa? Kekhawatiran bahwa penggunaan Chat GPT secara berlebihan dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Chat GPT dapat memberikan jawaban cepat dan mudah untuk berbagai pertanyaan. Jika mahasiswa terlalu sering menggunakan Chat GPT untuk mendapatkan jawaban instan tanpa benar-benar memproses informasi tersebut, mereka bisa kehilangan kesempatan untuk menganalisis masalah secara mendalam dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang penting dalam proses belajar (Sirah Robitha Maula et al., 2023). Oleh karena itu, penggunaan Chat GPT harus dibarengi dengan kesadaran akan pentingnya tetap melatih kemampuan kognitif, seperti berpikir kritis dan kemampuan berargumen.

        Kemudian peserta DIKSI berdiskusi, Bella dari tim kontra tidak setuju bahwa Chat GPT dapat menurunkan kemampuan berpikir mahasiswa, karena Chat GPT dapat membantu mahasiswa dalam membuat suatu karya atau mencari ide tertentu. Dalam bidang pembelajaran terkadang dosen menjelaskan lebih sulit dipahami, saat mendekati UAS atau UTS dosen hanya memberi materi dan contoh soal. Hal itu membuat mahasiswa bingung ingin mencari jawaban dimana. Dengan adanya Chat GPT mahasiswa dapat mengerjakan dan mencari jawaban dari soal-soal tersebut dalam waktu singkat dan efisien. Sebenarnya hal tersebut tidak menurunkan cara berpikir jika kita mencari rumus-rumusnya atau cara alternatifnya. Masayu dari tim kontra menambahkan, penggunaan Chat GPT memiliki potensi yang besar dan memberikan manfaat yang signifikan bagi mahasiswa dalam berbagai aset pembelajaran dan kehidupan akademik. Salah satu manfaatnya yang sudah Bella sebutkan yaitu, untuk mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa dan untuk mencari ide yang sudah ada kemudian dikembangkan kembali. Selain itu Chat GPT dapat membantu mahasiswa menemukan ide-ide baru saat mengerjakan tugas kuliah dan mencari referensi. Jadi, Chat GPT sangat bermanfaat untuk mahasiswa dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikirnya.

Wawan dari tim pro setuju bahwa Chat GPT dapat menurunkan kemampuan berpikir mahasiswa, yang pertama mengenai konsep berpikir. Konsep berpikir terdiri dari beberapa elemen, yaitu merumuskan masalah, melakukan pemahaman, dan evaluasi. Kenapa Chat GPT dapat menurunkan hal tersebut? Karena sebelum ada Chat GPT, mahasiswa masih menggunakan Google, dimana harus mencari satu per satu jurnal atau artikel terkait untuk memecahkan suatu masalah, sedangkan Chat GPT sudah merumuskan masalah tersebut dari berbagai sumber, satu konsep berpikir hilang karena hal tersebut. Sabrina dari tim pro menambahkan, kecenderungan dari Chat GPT akan berdampak pada cara berpikir, terutama pada mahasiswa dimana nantinya mereka akan terbiasa dengan hal-hal yang praktis dan tidak mau berusaha, itu meningkatkan sifat dari malas. Kemudian ada pengurangan literasi, kecenderungan dari mahasiswa akan sering menggunakan Chat GPT daripada membaca jurnal atau sebagainya.

        Silvie dari tim kontra menambahkan, kita menggunakan Chat GPT bukan karena kita ketergantungan terhadap Chat GPT. Dengan menggunakan Chat GPT kita dapat mengefisiensi waktu, adanya tugas-tugas deadline dari dosen dapat memaksimalkan Chat GPT untuk mencari referensi. Sabrina dari tim pro menginterupsi, apakah dari tim kontra selalu mengecek lagi hasil dari Chat GPT? Apakah jurnal dan referensi yang didapat dari Chat GPT akan dibuka dan dibaca kembali? Masayu dari tim kontra menambahkan, jadi setelah mencari ide dari Chat GPT, dari ide tersebut kita dapat menyimpulkan mana yang lebih baik dan mana yang lebih sesuai. Namun, menurut Wawan dan Faisa dari tim pro hal tersebut tidak efisien.

        Pradifa dari tim pro menambahkan, Indonesia akan menjadi Indonesia emas 2045, jadi jika semua orang bergantung pada AI akan berdampak pada kurangnya cara berpikir. Menurut Pradifa, kita menjadi tidak percaya pada kemampuan diri sendiri dan kurang efisien jika bergantungan pada AI. Elysa dari tim kontra menambahkan, sekarang dunia pendidikan penting menggunakan AI, supaya di dunia pendidikan mengerti pada AI seperti Chat GPT, dll. Penting untuk anak zaman sekarang mengetahui tentang AI, karena sangat berguna untuk membantu memecahkan masalah menjadi lebih mudah dan membantu mengembangkan ide. Bagaimana pendapat tim pro jika kita tidak menggunakan Chat GPT dalam segi pembelajaran di era digital seperti sekarang ini? Menurut Inaroh dari tim pro, hal tersebut tidak akan memberi dampak yang signifikan, esensi terhadap AI adalah buatan manusia, jadi dimasa mendatang jika SDM banyak digantikan dengan AI seperti robot, dll. Secara tidak langsung AI akan menggantikan kita, artinya AI yang hampir mengikuti manusia. Masayu dari tim kontra menyanggah, bahwa Chat GPT hanya sebagai alat bantu pembelajaran bukan menggantikan cara berpikir mahasiswa, namun menjadikan Chat GPT sebagai alat untuk membantu kita dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan dapat memberikan informasi tambahan dari berbagai perspektif.


DAFTAR PUSTAKA

 

Sirah Robitha Maula, Sindi Dewi Aprillian, Assyfa Wahida Rachman, & Meutia Nur Marziah Azman. (2023). Ketergantungan Mahasiswa Universitas Jember Terhadap Artificial Intelligence (AI). ALADALAH: Jurnal Politik, Sosial, Hukum Dan Humaniora, 2(1), 01–

14. https://doi.org/10.59246/aladalah.v2i1.608

 

Suharmawan, W. (2023). Pemanfaatan Chat GPT Dalam Dunia Pendidikan. Education Journal : Journal Educational Research and Development, 7(2), 158–166. https://doi.org/10.31537/ej.v7i2.1248

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILP2MI (Ikatan Lembaga Penalaran dan Penelitian Mahasiswa se-Indonesia)

PROFIL UKM KIPM UPGRIS

Kenali Potensi Serei Sebagai si Tanaman Pengusir Nyamuk