Apakah Generasi Muda Perlu Rehat dari Media Sosial?

    Apakah Generasi Muda Perlu Rehat dari Media Sosial?

    Media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Jenis media sosial yang dikenali oleh masyarakat sangat banyak, dan beragam seperti Instagram, TikTok, YouTube, Facebook, dan Twitter yang digunakan untuk komunikasi, sarana mencari hiburan, membentuk identitas diri serta dijadikan sebagai sarana atau aktivitas marketing. 

    Dampak positif dengan adanya media sosial sangatlah banyak, salah satu contohnya dapat mempermudah komunikasi dan juga koneksi dengan teman atau keluarga jauh. Bukan hanya itu, media sosial juga bisa digunakan sebagai media promosi. Hasil peneitian menunjukkan bahwa rata-rata generasi muda menghabiskan lebih dari 3 jam per hari untuk pneggunaan media sosial (Aprilia, 2020).

    Kecanduan media sosial, khususnya dengan menggunakan perangkat smartphone sudah dapat memberikan dampak negatif. Penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental. Korelasi antara penggunaan media sosial yang intens dengan peningkatan resiko depresi, kecemasan, dan rendahnya harga diri (DeAngelis, 2024). Penggunaan media sosial yang tidak terkendali dapat menyebabkan ketergantungan psikologis, gangguan tidur, penurunan fokus, dan produktivitas. 

    Rehat dari media sosial merupakan suatu hal yang direkomendasikan oleh ahli kesehatan mental karena memiliki banyak sekai manfaat. Salah satunya untuk memperbaiki kualitas interaksi sosial angsung, hal ini memungkinkan seseorang untuk lebih fokus terhadap intraksi nyata, serta meningkatkan kedekatan dengan keluarga, dan teman. Pengurangan penggunaan media sosial juga dapat mengurangi stres dan juga kecemasan. 

    Dampak positif dengan adanya media sosial sangatlah banyak, namun disisi lain media sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif yang dapat merugikan apabila tidak bijak dalam penggunaannya. Dengan rehat sejenak dari media sosial generasi muda diharapkan lebih produktif dan bahagia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. 

    Pada DIKTIF (Diskusi Ilmiah Kritis dan Kreatif) yang dilaksanakan pada Sabtu, 19 Apri 2025 membahas topik yang sedang ramai perbincangkan. Dengan mengundang salah satu Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) UKM KIPM 2023/2024 yaitu Amanda Irmayanti, sebagai pemateri yang akan menemani peserta DIKTIF dengan topik yang diangkat yaitu Apakah Generasi Muda perlu Rehat dari Media Sosial?

    Kemudian peserta DIKTIF berdiskusi untuk memilih pembahasan pertama yaitu tentang keshatan mental, dari tim pro setuju bahwa Generasi Muda harus rehat dari media sosial satu hari. Aida berpendapat bahwa rehat dari media sosial satu hari sangat memberikan manfaat bagi kesehatan mental. Sebab tanpa disadari mnggunakan media tanpa istirahat dapat mempengaruhi kesehatan mental, disebutkan salah satu contohnya yaitu komen-komen negatif yang dapat melukai hati dan perasaan. Namun, hal tersebut dibantah oleh tim kontra dimana mereka tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan oleh tim pro, Pipit memberikan pendapat jika media sosial merupakan sumber dukungan emosional generasi muda, karena melaui media sosial remaja bisa mendapatkan teman online. Kemudian Wawan menambahkan jika media sosial dapat dijadikan sebagi tempat healing mental, karena tidak semua masalah mental dapat diselesaikan melalui dunia nyata. Contoh healing mental melalui media sosial yaitu melalui konten lucu, dan bimbingan konseling secara online. Tidak sepenuhnya dapat rehat dari media sosia, karena beberapa orang merasa jika media sosial sangat membantu pemulihan rasa tidak percaya diri dapat disembuhkan melalui media sosial. 

    Namun, pernyataan jika media sosial digunakan sebagai dukungan emosional disanggah oleh tim pro. Budi mengatakan jika dukungan emosional melalui media sosial sangat tidak direkomendasikan karena media sosial bukanlah tempat untuk meluapkan emosi ataupun masalah yang sedang dihadapi, hal tersebut akan membuat otak semakin overthinking, dan mental semakin menurun. Tri menambahkan bahwa rata-rata penggunaan media sosial dihari Senin sampai dengan Sabtu, jadi pada hari Minggu dapat digunakan sebagai waktu untuk quality time dengan keluarga. Zidan dari tim pro juga menambahkan jika ingin mendapatkan informasi bisa didapatkan dari radio, televisi, dan koran. 

    Kemudian Wawan dari tim kontra menyangkal pernyataan dari Budi. Ia memberikan pendapat jika konten yang berasal dari media sosial sangat realite dengan suasana hati seseorang. Fitri menambahkan jika media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk belajar, dengan cara pemilihan konten yang positif dan juga bermanfaat. Wawan kembali menyanggah pernyataan dari Zidan, jika media sosial juga digunakan sebagai alat komunikasi dan juga transportasi untuk mengirim pesan paling cepat. Amel juga menimpali jika rehat satu hari bukanlah solusi, karena akan banyak ketinggalan informasi, mengganggu fokus dan juga banyak pekerjaan yang akan tertunda. 

    Zidan dari tim pro menanggapi jika dunia kerja tidak terdapat peraturan tertulis, pada saat hari libur tidak diwajibkan untuk menjawab pesan yang berhubungan dengan pekerjaan, karena mereka tidak ingin diganggu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Zidan juga menanggapi pernyataan dari Fitri jika pada postingan positif pasti akan terdapat komenan yang jelek dan secara tidak langsung komen tersebut terbaca. Elysa juga menambahkan jika rehat satu hari dapat merefleksikan diri dan juga melakukan hal baru yang disukai. Apabila terlalu sering mengunjungi media sosial dapat mengganggu kesehatan mental dan cemas dimana hal tersebut membuat overthinking dan mengikuti standart orang lain. Elysa juga menyanggah pernyatan tentang produktivitas dari Amel, waktu yang dihabiskan melalui media sosial dapat mengganggu fokus pada tugas penting, kemudian dapat menurunkan efisiensi dan kualitas kerja. Tri menanggapi pernyatan algoritma media sosial mewakili suasana hati dari Wawan dimana hal tersebut akan semakin memperkeruh suasana hati lebih, baik waktu yang digunakan untuk scroll media sosial digunakan untuk melakukan hal-hal yang positif, dan juga lebih bermanfaat. 

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, R., Sriati, A., dan Hendrawati, S,. (2020). Tingkat Kecanduan Media Sosial pada Remaja. Journal of Nursing Care, 3(1). DeAngelis, T. (2024). Korelasi antara Penggunaan Media Sosial yang Intens dengan Peningkatan Risiko Depresi, Kecemasan, dan Rendahnya Harga Diri. DeAngelis Center Foundation.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL UKM KIPM UPGRIS

ILP2MI (Ikatan Lembaga Penalaran dan Penelitian Mahasiswa se-Indonesia)

GEBYAR ESAI NASIONAL (GEN) 2021