ChatGPT (AI) Solusi Pendidikan di Era 5.0
Baru-baru ini, ChatGPT (AI) atau Chat Generative Pre-trained Tranformer yang dikembangkan oleh OpenAI, sedang menjadi trending topik. ChatGPT yang diluncurkan pada tanggal 30 November
2022 dengan tujuan yang beragam, seperti program komputer maupun pada bidang akademis. Namun setalah perilisan tak
sepenuhnya publik memberikan respon positif. Salah satunya Stack Overflow, yang melarang menggunakan ChatGPT untuk
mencari jawaban dari suatu soal,
karena dari ChatGPT yang menghasilkan jawaban ambigu. Pernyataan tersebut berbading terbalik dengan pernyataan
Bushard Brian yang beranggapan bahwa suatu alat bantu AI (kecerdasan buatan) bisa dimanfaatkan di bidang akademik
yaitu untuk menulis abstrak dan pendahuluan suatu karya ilmiah.
Pada DILAN (Diskusi Bulanan) kali ini akan membahas sebuah
topik yang sedang ramai dibicarakan
saat ini. DILAN yang dilaksanan pada Sabtu, 15 April 2023 dengan mengundang salah satu alumni UKM KIPM 2020/2021,
yaitu Arsha Raunaldi Trikusuma S.Kom. Pada kesempatan
kali ini peserta DILAN akan membahas mengenai topik ChatGPT (AI) adalah solusi
pendidikan di era society 5.0.
Namun benarkah bahwa
ChatGPT (AI) menjadi
salah satu dari solusi pendidikan di era 5.0 ? di era
5.0 pendidikan berfokus pada peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dan membutuhkan
teknologi canggih yang bisa diandalkan. Menurut Faulinda Ely (2020) ada empat cara untuk solusi pendidikan di era 5.0 diantaranya; 1. Meningkatkan infrastruktur pembangunan dan perluasan
koneksi internet ke seluruh wilayah Indonesia. 2. Pendidik yang harus memiliki ketrampilan pada bidang digital
serta mampu berfikir kritis. 3. pemerintah harus bisa menyinkronkan antara pendidikan dan industri. 4. Menerapkan teknologi
untuk alat kegiatan belajar mengajar. Sedangkan menurut Rokmah (2019)
era society 5.0 memiliki konsep teknologi big data yang terdiri dari Internet Of Thinks (IOT) lalu diubah menjadi Artifical Inteligence (AI).
Menurut tim pro ChatGPT dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk meneliti sebuah topik dan tugas atau konten lainnya, ChatGPT juga lebih efisien, mudah dan cepat dalam pencarian sebuah topik yang diingkin tanpa harus mencari satu persatu. Hal tersebut dibantah oleh tim kontra, karena ChatGPT(AI) dianggap dapat merusak sistem pendidikan dan mengurangi literasi pengajar dan siswa karena siswa juga harus memiliki sifat karakteristik abad 21 yaitu 4C (Critical Thinking, Creative Thinking, Collaboration, and Communication), dari Critical Thinking dan probelem solving sudah terlihat bahwa hal tersebut dapat mengganggu kompetensi yang harus dimiliki peserta didik. Tim kontra juga menambahakan bahwa google mencipkan sebuah turnitin yaitu sebuah ChatGPT yang memiliki dampak negatif salah satunya pada mahasiswa yang menyepelekan deadline pengumpulan tugas karena sudah berpegangan bahwa ada ChatGPT untuk mengerjakan tugas secara cepat. Memang ChatGPT baik dalam pengumpulan data namun dampak negatif yang diberikan cukup besar, mahasiswa juga tidak bisa membatasi antara harus berkembang atau terus mengikuti apa yang dikatakan sistem.
Dari tim pro yang lain juga menganggap ChatGPT sebagai penolong diera kesulitan dalam mengerjakan tugas, misalnya ketika mendapatkan suatu permasalahan yang sulit jika menggunakan bantuan google akan mencari atau memilah satu-satu jawaban, berbeda dengan ChatGPT yang langsung memberikan jawaban secara cepat. Tim Pro juga menambahkan bahwa ChatGPT multitasking karena ChatGPT dapat melakukan berbagai tugas dalam satu waktu mulai dari menjawab pertanyaan, membuat teks acak, memperbaiki penulisan yang salah dan lainnya. Dengan hal tersebut pengerjaan dari pengguna lebih efektif karena bisa melakukan berbagai hal melalui ChatGPT ini. Dari pernyataan tersebut juga ditambahkan dari tim pro bahwa ChatGPT di era society 5.0 manfaat yang diberikan lebih mengerikan dari yang dibayangkan, dengan keadaan saat ini yaitu musimnya skripsi, artikel san jurnal. Melalui ChatGPT ini dapat melakukan resume sesuai dengan yang diinginkan tanpa perlu membaca artikel dari awal hingga akhir, hanya butuh menuliskan judul dan tahun terbit maka ChatGPT akan me-resume secara otomatis dari artikel yang diinginkan. Selain hal itu ChatGPT juga mampu menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Namun ChatGPT juga memiliki kekurangan yaitu tidak bisa menampilkan sebuah gambar atau suara hanya mampu menampilkan suatu teks yang terperinci. Jadi, ChatGPT ini sangat bermanfaat di era society 5.0 dengan syarat dimanfaatkan sebaik mungkin dan tidak disalahkan gunakan.
Daftar Pustaka
Nastiti, Faulinda E. & Abdu, Aghni R. (2020). Kesiapan
Pendidikan Indonesia Menghadapi era society 5.0. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan volume 5 (hlm.61-66)
Yudi, Septiawan dkk.(2012). STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN SOCIETY
5.0
DI PERGURUAN TINGGI. Kuningan: Goresan
Pena.
Rahayu, Komang Novita S.(2021). Sinergi Pendidikan Menyongsong Masa Depan Indonesia
Di Era Society 5.0. Jurnal pendidikan dasar.Vol 2 no 1(hlm 87-100).
Komentar
Posting Komentar