Did you have insecurities ? Come on, let’s talk about it

 

Did you have insecurities ? Come on, let’s talk about it

Kehidupan yang didominasi dengan perkembangan teknologi dan terciptanya dunia maya menyebabkan pengaruh beragam pada generasi millennial yang tumbuh didalamnya. Perbandingan kehidupan manusia satu dengan manusia lainnya menjadi tolok ukur yang dapat dinilai dengan kasat mata. Sehingga salah satu dampak terciptanya dunia maya adalah terganggunya kesehatan mental seseorang karena berpikir bahwa kehidupannya jauh lebih buruk dibanding orang lain. Akan tetapi tidak hanya dunia maya, dunia nyata yang terlihat menyenangkan juga dapat menimbulkan hal buruk bagi seseorang yang tidak dapat menerimanya.

Seseorang yang hidup di dunia nyata maupun maya akan selalu mendapatkan perasaan ketidak amanan ataupun ketidaknyamanan. Saat merasa tidak aman, orang cenderung hidup dalam ketakutan. Dari hal tersebut akan berakibat seseorang takut berinteraksi dengan orang lain. Padahal interaksi merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu alasan seseorang merasa tidak aman adalah menilai diri sendiri terlalu rendah. Perasaan tidak aman ini sering disebut sebagai insecure. Insecure atau insecurity menurut Asta (2019) artinya adalah Tindakan dari adanya emosi apabila kita menilai diri kita menjadi seorang inferior dari orang lain. Insecure dapat terjadi pada seseorang yang sedang malu, merasa kekurangan, bersalah, bahkan merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu.

Ketidak aman atau perasaan insecure dapat berasal dari berbagi sisi, dari teman, sahabat, pacar, keluarga, orang tua, bahkan saudara kandung. Sedikit banyak maka akan timbul rasa tidak nyaman, tidak yakin, tidak kuat bahkan minder. Pada saat kita menilai diri kita lebih rendah atau sesutau yang terjadi tidak sesuai, bahkan pada suatu hal yang terlihat kurang atau tidak sesuai dengan standart sosial yang sudah berbentuk.

Salah satu contoh insecure berasal dari body shamming. Mayoritas orang menerapkan standart kecantikan diidentikan dengan kulit putih, tinggi semampai, dan bahkan mancung. Jika ada seseorang yang tidak sesuai dengan standart tersebut, maka orang tersebut dikatakan tidak cantik. Hal ini tidak hanya terjadi pada perempuan tapi juga pada kalangan laki-laki yang menyebabkan tidak mensyukuri yang dimiliki.

Selain dari fisik, insecure  juga dapat berasal dari pengalaman buruk yang terus direkam oleh otak, statement buruk tersebut akan membuat seseorang ragu untuk melangkah. Takut akan kegagalan dalam menjalani sesuatu. Padahal untuk menjadi sukses kita harus mengalami kegagalan dan penolakan, sehingga keraguan yang ada dalam diri kita semakin meningkat.

Dalam forum diskusi mingguan yang diadakan oleh UKM KIPM Universitas PGRI Semarang, Afifah selaku pemateri diskusi menyampaikan beberapa hal untuk mengatasi rasa inscecure yang mucnul dalam diri seseorang diantaranya :

1.      Perlahan dan bertahap. Carilah hal-hal yang dapat membuat diri semangat kembali, sebagai penyembuh dan mencintai diri sendiri. Menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

2.      Penerimaan diri. Menghargai usaha diri sendiri.

3.      Menenagkan diri. Melakukan hal-hal kecil seperti me time, untuk mengembalikan kepercayaan dalam diri sendiri

4.      Self talk. Membangkitkan kepercayaan diri dengan cara self talk untuk mengintropeksi diri.

 

Setiap orang mempunyai hak untuk bicara, tapi kita juga memiliki hak untuk menerima apa yang ingi kita terima. Hal tersebut merupakan salah upaya membentengi diri untuk tidak merasa insecure. Yakin pada diri sendiri akan membuat orang lain atau lingkungan juga yakin kepada diri kita. Jika ada orang lain yang meragukan dan membuat down, dapat kita saring mana yang lebih pantas untuk didengar. Jika memang hanya berpengaruh buruk maka hiraukan saja dan focus dengan tujuan yang ada.

Daftar Pustaka

Asta, D. 2019. Insecure dalam Psikologi (Pengertian, karakteristik, cara mengatasi, cara mencegah). https://dosenpsikologi.com/insecure-dalam-psikologi. Diakses Online

Beritagar.id. Diakses Online

 

Diskusi Mingguan Online

Via Whatsapp Group

Pemateri : Nur Afifah, S.E

Tanggal : 7 Oktober 2020

 

             

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILP2MI (Ikatan Lembaga Penalaran dan Penelitian Mahasiswa se-Indonesia)

PROFIL UKM KIPM UPGRIS

Kenali Potensi Serei Sebagai si Tanaman Pengusir Nyamuk