Mading Online - Edisi September
Dikutip dari Global News, Dr. Andrian Hill seorang peneliti sekaligus direktur Jenner Institude di Universitas Oxford mengatakan kemungkinan akan ada jutaan dosis vaksin corona jenis baru (SARS-CoV-2) pada bulan September ini berkat kemampuan memproduksi vaksin secara masif untuk skala industri, sehingga kelompok populasi yang berisiko besar di Inggris dapat diimunisasi paling cepat bulan Desember tahun ini. Pernyataan tersebut menyusul keluarnya hasil uji klinis tahap dua kandidat vaksin virus corona hasil kerja sama AstraZeneca dan Universitas Oxford yang menjanjikan.
Namun, Dr. Matthew Miller menambahkan bahwa agar vaksin dapat tersedia pada Desember, maka uji klinis tahap tiga harus melibatkan ukuran sampel yang besar yang melibatkan ribuan orang haruslah berjalan dengan sempurna tanpa cacat. Tahap uji klinis tahap tiga ini lah vaksin dievaluasi bukan lagi soal keamanannya saja tetapi juga kemanjurannya untuk memberikan proteksi dari patogen.
Rencananya uji klinis tahap tiga ini akan dilakukan terhadap sepuluh ribu orang di Inggris, Amerika Selatan, dan Brazil. Sedangkan uji lainnya akan dimulai dalam waktu dekat di AS dengan jumlah peserta mencapai tiga puluh ribu orang. Fase ini adalah yang terakhir yang yang paling susah yang membutuhkan waktu rekrutmen yang lama. Selain itu, hasil yang baik dan komprehensif harus didapatkan jika ingin disetujui oleh otoritas pengawasan obat dan makanan seperti FDA di AS atau BPOM di RI. Selain itu masalah keefektifan vaksin ini berdasarkan usia tertentu juga masih menjadi penelitian. Sampai saat ini jika mengacu pada hasil uji klinis kandidat vaksin milik Moderna dan AstraZeneca tidak menunjukan ada tanda-tanda efek samping yag membahayakan. Namun efek seperti demam sering dilaporkan .
Dikutip dari CNN Indonesia, menteri luar negeri mengatakan bahwa bahwa Indonesia akan mendapat akses vaksin corona sebanyak 20 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia yang didapatkan dari kerjasama multilateral. Indonesia mendapatkansejumlah itu karena masuk kategori Advance market Commitment (AMC). Pernyataan tersebut ia nyatakan dalam briefing virtual Kemlu, Kamis (17/9).
Selain itu, Retno juga mengatakan bahwa Indonesia akan memperoleh keringanan finansial terkait dengan vaksin melalui mekanis Official Development Assistance. Vaksin ini diperkirakan akan tersedia pada tahun 2021 dan Kementerian Luar Negeri akan mengawal proses kerja sama tersebut. Perwakilan UNICEF untuk Indonesia, Debora Comini mengatakan melalui nota kesepemahaman mengenai pengadaan dan mekanisme delivery vaksin dari GAVI Covax facility bahwa Indonesia nantinya akan memproduksi vaksin yang nantinya akan disebarkan ke seluruh dunia melalui UNICEF. Sementara beberapa bulan lalu vaksin yang dikembangkan Sinovac telah sampai di Indonesia dan rencananya akan dilakukan uji klinis dengan melibatkan 1.620 sukarelawan. Proses dan protokolnya akan mendapat pendampingan ketat oleh BPOM. Apabila berhasil, BUMN Bio Farma siap memproduksi vaksin dengan kapasitas 100 juta dosis per tahun.
Adapun beberapa vaksin corona yang akan diproduksi di Indonesia dikutip dari serbagai sumber adalah:
1. Vaksin Merah Putih
Vaksin ini merupakan kandidat vaksin lokal yang mengembangkan vaksin berupa protein rekombinan. Menteri Riset dan Teknologi/kepala Badan Riset da Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brojdjonegoro mengatakan bahwa vaksin ini akan ditargetkan selesai pada pertengahan 2021.
2. Vaksin Sinovac
Setelah melakukan uji klinis fase 3 vaksin Corona Sinovac, CoronaVac mampu menginduksi terbentuknya antibody dan memperkuat sistem kekebalan tubuh tanpa efek samping yang merugikan tubuh. Uji klinis dijadwalkan berjalan selama 6 bulan dan target akan selesai pada Januari 2021.
3. GX-19
Genexine, peursahaan bioteknologi asal KoreaSelatan yang bekerja sama dengan Kalbe Farma mengembangakn vaksin yang diberi nama GX-19 yang akan diuji klinis akhir tahun 2020 dan sakan melaksanakan uji klinis fase II di akhir tahun ini.
4. Vaksin Sinopharm
Retno Marsudi menyebutkan bahwa Indonesia mengirim 1 tim untuk melakukan pemantauan pelaksanaan uji klinis tahap tiga kandidiat vaksin kerja sama G42 dengan Sinopharm. Kerja sama ini dilakukan antara Indonesia, G42, dan Sinopharm. Ini karena menteri luar negeri menganggap bahwa kerja sama ini sangat penting bagi pengembangan kerja sama vaksin ke depan.
Komentar
Posting Komentar