Problematika Tahapan Era Revolusi Indonesia
sumber gambar: simenteknindo.com
Sebuah negara memiliki impian untuk menjadikan negaranya maju seperti halnya Indonesia. Indonesia adalah negara berkembang dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia. Indonesia juga memiliki impian untuk tahun 2015 – 2085, yaitu sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa – bangsa lain di Dunia, masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius, dan menjunjung tinggi nilai – nilai etika, Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia, masyarakat dan aparatur pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi, terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia, Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik, Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia. Impian Indonesia ini juga tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu sebagai tujuan nasional Indonesia yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekan , perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa visi Indonesia adalah berdaulat, maju, adil dan makmur. Untuk mencapai visi Indonesia ada empat pilar yang harus dijalankan, yaitu pembangunan SDM dan penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan.
Pembangunan SDM dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dibagi menjadi empat bidang yaitu pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, dan kebudayaan. Dalam bidang pendidikan, peningkatan taraf pendidikan rakyat Indonesia dipercepat yaitu meningkatnya rata – rata lama sekolah menjadi 12 tahun (2026-2035), APK pendidikan tinggi mencapai 60% pada tahun2045, porsi tenaga kerja lulusan pendidikan menengah keatas sebesar 90% pada tahun2045,meningkatkan proporsi lulusan profesional dalam bidang ilmuteknik, meningkatkan pendidikan vokasi berorientasidemand-driven. Pada saat itu pula bidang keilmuan keteknikan mendapatkan perhatian besar. Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap pembangunan ditingkatkan : Mencapai pengeluaran R&D menjadi 1,5 -2,0% PDB tahun 2045 (Tahun 2013 GERD Indonesia sebesar 0,08%PDB), Menjadikan Indonesia sebagai salah satu Pusat Pengembangan Iptek di Kawasan Asia dan Dunia, terutama dalam Ilmu Pengetahuan Benua Maritim dan Teknologi Kemaritiman, Pusat Biodiversitas, Teknologi Material, Pusat Studi Kebencanaan dan Mitigasi Bencana. Dalam bidang kesehatan, peningkatan derajat kesehatan masyarakat: peningkatan usia harapan hidup, peningkatan kualitas hidup, peningkatan sistem kesehatan yang lebih baik. Dalam bidang kebudayaan, pada tahun 2015 mantapnya budaya dan karakter bangsa melalui pengembangan nilai – nilai luhur budaya bangsa, dan penyerapan nilai baru yang positif dan produktif. Pada tahun 2025, mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, beradab, berfalsafah pancasila. Pada tahun 2045, meningkatkan peran kebudayaan dalam pembangunan melalui kapitalisasi nilai – nilai luhur budaya bangsa dan pengembangan etos kerja. Pada tahun 2085, makin mantapnya posisi dan peran kebudayaan Indonesia di tingkat regional dan internasional sebagai pusat kebudayaan dan peradaban dunia.
Potensi dan tantangan Indonesia dalam menghadapi megatrend dunia sebenarnya tidak berubah dan jelas. Terbukti ketika pada tahun 2005, trend dunia sudah diperkirakan oleh Indonesia dengan melihat trend hingga tahun 2025. Apa-apa yang menjadi pegangan dalam menghadapi gejala atau bahkan kemajuan dunia dari berbagai sisi, sudah diperkirakan oleh Indonesia dan menjadi acuan untuk kedepannya.
Tak berbeda dengan Visi Indonesia 2045 bahwa pemaparan ini bukan untuk bertujuan politik namun lebih kepada agar Indonesia lebih mengetahui bahkan bisa menjadi acuan arah dan akan kemana Indonesia dimasa depan dari berbagai aspek. Visi Indonesia 2045 dibuat berdasar pada kenyataan saat ini dan melihat trend yang mungkin terjadi dimasa depan.
Pada tahun 2045, perekonomian dunia diperkirakan tidak lagi bergantung pada pergerakan ekonomi Amerika Serikat (AS). Namun diperkirakan pusat ekonomi akan bergerak ke Asia, seperti China, India, Korea Selatan, dan Jepang. Hal ini karena kawasan Asia terbantu oleh bonus/dividen demografi. Ketercapaian megatren dunia 2045 akan ditandai oleh oleh beberapa faktor penentu antara lain demografi dunia, urbanisasi global, perdagangan internasional, keuangan global, kelas pendapatan menengah, persaingan sumber daya alam, perubahan iklim, kemajuan teknologi, perubahan geopolitik, dan perubahan geoekonomi.
Dari sepuluh megatren yang mempengaruhi dunia, terdapat enam megatren yang paling mempengaruhi dunia yaitu :
1. Demografi Global
Megatrend demografi ditandai dengan semakin tingginya migrasi antar negara (borderless society), dan peningkatan proporsi penduduk usia lanjut. Dalam 30 tahun ke depan, pertumbuhan penduduk dunia diperkirakan melambat. Hal ini membawa konsekuensi pada penyesuaian sektor produksi untuk menjawab kebutuhan hidup masyarakat dengan life span yang semakin panjang. Pergeseran demografi ditunjukkan oleh pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di beberapa kawasan dunia, sedangkan di kawasan lain terjadi penurunan jumlah penduduk. Dalam kondisi seperti ini, sebagian negara akan mempunyai penduduk usia tua dengan masalah khusus, sementara negara lain memiliki jumlah penduduk usia muda yang menuntut penciptaan peluang kerja yang sangat besar. Penduduk usia muda dan populasi yang terus tumbuh menuntut pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, serta lapangan kerja. Di negara yang ekonominya sudah maju, kelompok tenaga kerja yang sudah mulai lanjut usianya perlu belajar keterampilan baru. Tenaga kerja perlu dididik dan dilatih kembali secara periodik agar memiliki keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Urbanisasi Global
Megatrend urbanisasi pada 2045, PBB memperkirakan sekitar 69,1 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan dibanding pada tahun 2010 yang hanya sebesar 49,9% dengan 95 persen pertambahannya terjadi di emerging economies. Konsekuensinya, peranan perkotaan dalam pembangunan semakin penting, sebagai ruang bagi berkembangnya eksternalitas positif dari aglomerasi industri dan tenaga kerja terlatih. Akibat urbanisasi yang cepat, pada tahun 2045 penduduk kota akan mencapai 72%, dan sebagian besar pertumbuhan penduduk kota itu akan terjadi di Asia dan Afrika. Pertumbuhan penduduk kota akan menuntut terciptanya investasi yang besar untuk menciptakan infrastruktur yang baik dan tepat agar dapat mengakomodasi pertumbuhan penduduk. Di tahun 60-an jumlah anakanak rata-rata dari setiap perempuan berkurang setengahnya. Ini adalah dampak perkembangan dan program keluarga berencana yang berhasil. Akibat perkiraan bahwa jumlah anak dari setiap perempuan di negara-negara paling miskin di dunia akan terus berkurang, pakar demografi dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperhitungkan jumlah penduduk dunia akan menjadi 10 milyar tahun 2100 mendatang. Namun demikian, jika jumlah rata-rata kelahiran dari setiap perempuan meningkat setengahnya saja, di akhir abad ini akan hidup 16 milyar orang di bumi. Itu adalah perhitungan tertinggi, yang dipandang realistis oleh para pakar PBB. Perhitungan terrendah, yaitu setengah lebih sedikit dari jumlah anak ratarata setiap perempuan, penduduk bumi hanya akan berjumlah 6 milyar. Jadi bahkan lebih sedikit dari jumlah saat ini. PBB memperkirakan jumlah penduduk dunia akan mencapai 8,5 miliar pada 2030. Tambahan penduduk paling banyak berasal dari negara-negara berkembang. Jumlah penduduk akan meningkat lagi menjadi 9,7 miliar pada 2050, dan 11 miliar pada 2100. India diperkirakan melampaui Tiongkok 7 | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai negara dengan penduduk terbesar di dunia, pada tujuh tahun mendatang. Sementara Nigeria diperkirakan melampaui Amerika Serikat yang kini berada di posisi ketiga negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Berdasarkan laporan PBB tersebut, selama periode 2015 – 2050, setenagh dari pertumbuhan penduduk dunia akan terkonsentrasi pada sembilan negara yakni India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Indonesia, dan Uganda. Indonesia berpeluang masuk ke 5 negara di dunia dengan ekonomi terbesar pada tahun 2045 mendatang. Pada tahun 2045, jumlah penduduk Indonesia mencapai 309 juta orang degan angka Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai 29 ribu dolar AS per tahun. Dengan kondisi ini, Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati ‘bonus demografi’, yaitu percepatan pertumbuhan ekonomi akibat berubahnya struktur umur penduduk yang ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk non-usia kerja kepada penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini memungkinkan bonus demografi tercipta karena meningkatnya suplai angkatan kerja (labor supply), tabungan (saving), dan kualitas sumber daya manusia (human capital). Di Indonesia, rasio ketergantungan telah menurun dan melewati batas di bawah 50 persen pada tahun 2012 dan mencapai titik terendah sebesar 46,9 persen antara tahun 2028 dan 2031. Indonesia mempunyai potensi untuk memanfaatkan bonus demografi baik secara nasional maupun regional. Penduduk usia produktif Indonesia sendiri menyumbang sekitar 38 persen dari total penduduk usia produktif di ASEAN. Tingginya jumlah dan proporsi penduduk usia kerja Indonesia selain meningkatkan angkatan kerja dalam negeri juga membuka peluang untuk mengisi kebutuhan tenaga bagi negara-negara yang proporsi penduduk usia kerjanya menurun seperti Singapura, Korea, Jepang dan Australia. 8 | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bonus demografi yang dialami Indonesia juga disertai dengan dinamika kependudukan lain yang juga berdampak luas, yaitu: (1) meningkatnya jumlah penduduk; (2) penuaan penduduk (population ageing) yang ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia; (3) urbanisasi yang ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk perkotaan; dan (4) migrasi yang ditandai dengan meningkatnya perpindahan penduduk antar daerah.
3. Perdagangan Internasional
Megatren perdagangan Internasional Kawasan Asia Pasifik di yakini tetap mampu menjadi poros perdagangan dan investasi dunia. Namun dengan adanya Trump effects diperkirakan akan mendorong keseimbangan baru, termasuk dalam konsep peningkatan global production network. Antisipasi industri nasional terhadap dampak dari perubahan ini dapat diupayakan melalui penguatan kerja sama internasional serta perdagangan dan investasi dalam kawasan. Dalam pasar tenaga kerja yang terus tumbuh dan berkembang, terutama di negara yang ekonominya baru berkembang, permintaan dan penawaran tenaga kerja seringkali tidak seimbang. Kekuatan ekonomi di negara barat akan diimbangi oleh kekuatan ekonomi secara global. Hal ini mengakibatkan munculnya persaingan baru sebagai dampak dari masalah geografis dan sumber daya alam, sehingga mendorong munculnya profil pelaku ekonomi yang berbeda dengan profil pelaku ekonomi sebelumnya.
4. Kelas Pendapatan Menengah
Megatrend kemunculan kelas menengah di emerging market economies (EMEs) di kawasan Asia dan Amerika Latin. Secara ekonomi, kelas menengah akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya pendapatan per kapita akan mendorong pengeluaran serta meningkatkan tabungan dan investasi. Khusus Indonesia, penduduk yang tergolong consuming class pada 2015 adalah sebanyak 45 juta, dan akan terus meningkat sehingga pada 2045 mencapai 258 juta orang atau 80 persen dari penduduk Indonesia. Untuk itu, kemampuan menguasai pasar domestik sangat penting, dengan melihat industri apa yang diperlukan untuk 258 juta consuming class Indonesia.
5. Persaingan Sumber Daya Alam
Megatren dalam persaingan sumber daya alam (SDA) dan geostrategis. Persaingan memperebutkan SDA ke depan akan tetap tinggi seiring dengan bertambahnya penduduk dunia, meningkatnya kegiatan ekonomi, serta perubahan gaya hidup. Kondisi ini membawa konsekuensi bahwa pengembangan industri nasional diarahkan untuk menjaga dan mengelola SDA dengan inovasi dan teknologi. 10 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tengah mengalami bonus demografi yang ditandai dengan banyaknya penduduk usia muda dan produktif. Bonus demografi itu harus segera dioptimalkan dengan investasi lebih besar pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut proyeksi penduduk tahun 2035 berbasis sensus 2010 diketahui masa maksimum bonus demografi ini terjadi pada 2028, 2029, 2030 dan 2031. Selama itu, prosentase penduduk usia muda dan produktif mencapai 46.7 persen. Melihat dari proyeksi ini, Indonesia memiliki peluang hingga 2030, jadi selama 16 tahun mendatang, Indonesia harus investasi habis-habisan di SDM. Investasi SDM itu memang butuh dana besar namun lebih cepat return-nya. Misalnya saja, Indonesia berpotensi menaikan GDP sekitar 1 persen dengan growth ekonomi mencapai 7 persen. Skenario MP3I pada 2025 pertumbuhannya 7 persen. Ini artinya, sangat mungkin pertumbuhannya diatas 7 persen, yakni 10 persen bila investasi dilakukan. Untuk memanfaatkan bonus demografi maka anak-anak harus dibentuk kualitasnya sejak sekarang. Pada tahun 2025 nanti anak-anak sudah dewasa dan termasuk dalam usia produktif. Untuk itu, mulai saat ini, generasi muda harus mempersiapkan diri agar mampu bersaing meraih kesempatan kerja, dan bersaing dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Artinya mulai sekarang, anak-anak harus meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara optimal.
6. Kemajuan Teknologi
Megatren revolusi industri yang ke depan akan memasukan fase Industry 4.0. Pada fase ini, internet of things atau otomatisasi dan penerapan teknologi yang bertumpu pada internet dan pertukaran data (big data) akan menjadi tren manufaktur yang memungkinkan adanya proses yang lebih efisien dalam proses manufaktur (smart factory) dan pengelolaan value chain.
Hasil Diskusi Mingguan
Pemateri : Mega Novita, S.Si., M.Si., M.Nat.Sc., Ph.D.
Selasa, 12 Maret 2019 | Aula PKM Lantai 2
Komentar
Posting Komentar