Sudahkah Tepat Makan Bergizi Gratis untuk Anak-Anak?

Sudahkah Tepat Makan Bergizi Gratis untuk Anak-Anak?

        Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu inisiatif terbaru pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak-anak di Indonesia, karena asupan nutrisi yang cukup berperan penting dalam mendukung perkembangan fisik dan kognitif anak. Status gizi menjadi faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar, selain faktor lain seperti keluarga, lingkungan, motivasi, serta fasilitas yang tersedia di sekolah (Abdullah dan Norfai, 2019). Program tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan asupan gizi yang cukup melalui penyediaan makanan sehat secara gratis di sekolah. Dengan adanya program Makan Bergizi Gratis, diharapkan siswa dapat lebih fokus dalam belajar, memiliki energi yang cukup, serta tumbuh dan berkembang secara optimal.

        Pendekatan yang diterapkan dalam program ini menekankan pentingnya pola makan seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan fisik dan kognitif anak. Menurut (Putra dan Hardiansyah, 2023) kecukupan gizi pada anak sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak dan kemampuan berpikir, sehingga pemenuhan gizi seimbang dapat meningkatkan daya konsentrasi serta prestasi akademik siswa. Selain itu, program ini juga dirancang untuk memberikan edukasi kepada siswa mengenai pentingnya gizi seimbang dan kebiasaan makan yang sehat. Dengan demikian, tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek dalam meningkatkan konsentrasi dan prestasi akademik, tetapi juga membentuk pola hidup sehat yang berkelanjutan.

        Pada DIKTIF (Diskusi Imiah Kritis dan Kreatif) yang dilaksanakan pada Minggu, 16 Februari 2025 membahas topik yang sedang ramai dibicarakan. Dengan mengundang salah satu Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) UKM KIPM 2023/2024 yaitu Nur Afifah, sebagai pemateri yang akan menemani peserta DIKSI dengan topik yang diangkat yaitu Sudahkah Tepat Makan Bergizi Gratis untuk Anak-Anak?.

        Kemudian peserta DIKTIF berdiskusi dari tim kontra tidak setuju bahwa Makan Bergizi Gratis belum tepat. Elysa berpendapat bahwa Program Makan Bergizi Gratis dapat menimbulkan ketergantungan pada pemerintah dan menjadi beban anggaran. Akibatnya, anggaran untuk sektor lain, seperti pendidikan, berisiko mengalami efisiensi guna mendukung program tersebut. Ia menambahkan bahwa pendidikan dan kesehatan merupakan program yang harus di prioritaskan bukan program pendukung. Namun, hal tersebut dibantah oleh tim pro di mana mereka setuju dengan program tersebut, Putri memberikan pernyataan bahwa program tersebut bukan menjadikan ketergantungan kepada pemerintah, karena tidak semua orang mampu memberikan anaknya menu makanan yang bergizi. Program ini ditujukan kepada anak-anak di mana semua anak harus mendapatkan makanan 4 sehat 5 sempurna minimal satu hari sekali, dengan menu yang sama diberikan kepada pemerintah.

        Namun, pernyataan tersebut disanggah lagi oleh tim kontra. Luluk menambahkan bahwa makanan yang bergizi tidak perlu mahal, di menu bergizi dilengkapi protein seperti tempe yang dirasa murah serta kandungan karbohidrat dan vitamin. Di mana semua itu bisa dilakukan dengan penanaman hidroponik, yang itu sangat murah dengan hanya membeli bibitnya saja. Pernyataan tersebut disanggah kembali oleh tim pro, Bella menanggapi bahwa tidak semua keluarga dapat melakukan hal tersebut bahkan ada keluarga yang belum mampu membeli beras, ia juga menambahkan bahwa anak di Indonesia mengalami malnutrisi, obesitas, anemia, serta underweight. Maka, dengan diadakannya program Makan Bergizi Gratis pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

        Kemudian Nadella dari tim kontra menyangkal pernyataan dari Bella. Ia memberi pernyataan bahwa pemerintah sudah mempunyai program yang bernama Bantuan Sosial bagi keluarga yang kurang mampu, program tersebut harusnya sudah cukup bagi orang yang membutuhkan dibandingkan membuat program baru yang membuat anggaran negara lebih besar dan menyebabkan efisiensi dengan memotong anggaran yang lain seperti pendidikan dan kesehatan. Namun, pendapat tersebut disanggah oleh Ifah dari tim pro, Ia menanyakan apakah data tersebut sudah dirilis dari Kementerian Keuangan atau belum, Ia juga menambahkan bahwa data tersebut hanyalah data yang telah beredar dari internet belum ada rilis resmi dari pemerintah. Anggaran tersebut bukan dipangkas dari dana pendidikan, tetapi dikurangi dari anggaran yang tidak perlu seperti perjalanan dinas. Ia juga menambahkan bahwa Makan Bergizi Gratis merupakan program yang juga menunjang Pendidikan di mana dengan makanan bergizi siswa dapat berkonsentrasi dalam belajar, maka program Makan Bergizi Gratis bagian dari program pendidikan. Selain itu, program ini sangat bermanfaat karena nutrisinya sudah ditakar oleh ahli gizi.

        Tim kontra menyanggah bahwa Makan Bergizi Gratis di beberapa wilayah masih belum layak meskipun sudah ada ahli gizi seperti halnya pemberian susu kemasan yang mengandung banyak glukosa. Beberapa anak bahkan tidak suka dengan menu yang ada di Makan Bergizi Gratis dan menyebabkan mubazir. Pipit dari tim pro menanggapi bahwa hal tersebut merupakan perhatian bagi pemerintah meskipun tidak suka, hal tersebut sudah ditakar oleh ahli gizi untuk mereka, suka ataupun tidak suka hal tersebut yang terbaik bagi anak-anak, kandungannya sudah ditakar oleh ahli gizi. Pemerintah sudah memikirkan agar anak-anak memakan real food dan mengurangi makanan fast food, dan program ini sudah berjalan pada waktu istirahat di jam siang. Program tersebut juga dimaksudkan agar peserta didik di sekolah dapat terpenuhi gizinya sehingga fokus dengan pembelajaran. Program ini memang masih menjadi evaluasi bagi kita ataupun pemerintah karena masih dalam tahap uji coba pada beberapa sekolah dan daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A., & Norfai, N. (2019). Nutritional Analisis Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Di SDN Mawar 8 Kota Banjarmasin. Jurnal Kesehatan Indonesia, 9(2), 53-58.

Putra, A. dan Hardiansyah, S. (2023) ‘Hubungan Status Gizi dengan Prestasi belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Rao Selatan’, Jurnal Pendidikan dan Olahraga, Vol. 6, No. 5, pp. 114–119.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILP2MI (Ikatan Lembaga Penalaran dan Penelitian Mahasiswa se-Indonesia)

PROFIL UKM KIPM UPGRIS

GEBYAR ESAI NASIONAL (GEN) 2021