Cyberbullying, Netizen, dan Manusia Lemah
Cyberbullying, Netizen, dan Manusia Lemah
Diskusi Mingguan (Online)
Pemateri : Aula Aulia Amiruddin, S.Pd
Via Whatsapp Group
Dewasa ini, perkembangan teknologi yang sangat pesat,
diiringi dengan ancaman perundungan yang dilakukan lewat sosial media. Dapat
dikatakan perundungan di dunia maya tidak kalah mengerikannya dengan
perundungan pada dunia nyata. Perunudngan di dunia maya dapat juga disebut
sebagai cyberbullying. Beberapa ahli berpendapat mengenai definisi cyberbulling,
diantaranya Patchin dan Hinduja (2015) menyatakan bahwa cyberbullying
adalah perlakuan yang disengaja dan dilakukan secara berulang yang ditimbulkan
melalui media teks elektronik atau internet. Sedangkan menurut Willard (2005)
menjelaskan juga bahwa cyberbullying merupakan tindakan kejam yang dilakukan
secara sengaja ditunjukkan untuk orang lain dengan cara mengirimkan atau
menyebarkan hal atau bahan yang berbahaya yang dapat dilihan dengan bentuk
agresi sosial dalam penggunaan internet ataupun teknologi digital lainnya.
Netizen sebagai pelaku dunia maya, juga dapat terlibat
melakukan cyberbullying tanpa disadari. Cyberbullying dapat
terdiri dari beberpa individu yang berperan, ada yang disebut pelaku, target
dan orang sekitar yang menyadari adanya bullying, komposisinya sama
seperti bullying di dunia nyata. Target adalah sasaran, sering kali
diidentifikasi sebagai korban. Diluar pelaku dan target, ada individu lain yang
tercakup atu berpartisipasi mendukung bullying yang dinamakan dengan
istilah Bystanders. Bystanders dapat pula dibagi menjadi bystander
yang ikut berpartisipasi dengan pelaku untuk melecehkan target atau yang
tidak melakukan apapun.
Korban cyberbullying cenderung merasa tidak
berdaya dan pasrah ketika mengalami bullying. Faktor fun dan prestige menjadi
faktor utama pemicu cyberbullying selain faktor balas dendam, atau bisa
jadi seseorang yang pernah menjadi korban dan ingin membalas dendam dan merasa
puas jika melihat orang lain dipermalukan dengan atau tanpa kehadiran penonton.
Elemen Cyberbullying
Menurut Kowalski dkk
(2008), terdapat beberapa elemen dalam proses cyberbullying, yaitu:
a. Pelaku
(Cyberbullies)
Karakteristik anak yang
menjadi pelaku cyberbullying adalah memiliki kepribadian yang dominan
dan dengan mudah dan menyukai melakukan kekerasan. Cenderung lebih cepat
temperamental, impulsive dan mudah frustrasi dengan keadaan yang sedang
dialaminya. Lebih sering melakukan kekerasan terhadap orang lain dan sikap
agresif kepada orang dewasa dibandingkan dengan anak lainya. Sulit dalam
menaati peraturan. Terlihat kuat dan menunjukkan rendahnya rasa empati pada
orang yang dia bully. Pandai memanipulasi dan berkelit pada situasi sulit yang
di hadapi. Sering terlibat dalam agresi proaktif, agresi yang disengaja untuk
tujuan tertentu dan agresi reaktif, reaksi defensif ketika di-provokasi.
b. Korban (victims)
Seorang
remaja yang biasanya menjadi target cyberbullying biasanya mereka yang
berbeda dalam pendidikan, ras, berat badan, cacat, agama dan mereka yang
cenderung sensitif, pasif, dianggap lemah dan biasanya mereka yang jarang
bergaul atau keluar rumah. Karakteristik remaja yang menjadi target atau korban
cyberbullying adalah sensitif, menarik diri dari lingkungan sosial,
pasif, mengalami masalah dengan keterbelakangan mental, sering membiarkan orang
lain mengendalikan dirinya, dan cenderung depresi. Dalam beberapa penelitian
korban cyberbullying cenderung memiliki self-esteem yang lebih rendah
dibandingkan teman sebayanya. Hal tersebut yang membuat dirinya mengalami
kecemasan sosial dan cenderung menghindari kontak sosial.
c. Saksi (bystander)
Saksi
peristiwa adalah seseorang yang menyaksikan penyerangan perilaku bully pada
korbannya. Saksi peristiwa dapat dengan bergabung dalam web dan meninggalkan
komentar yang menyakitkan, atau tanpa melakukan apapun kecuali, mengamati
perilaku bullying. Bystander terbagi menjadi dua, yaitu: Harmful
bystander, pengamat yang mendukung peristiwa bullying atau terus
mengamati kejadian tersebut dan tidak memberi bantuan apapun kepada korban. Helpful
bystander, pengamat yang berusaha menghentikan bullying dengan cara
memberikan dukungan kepada korban atau memberi tahu orang yang lebih mempunyai
otoritas
Bentuk-bentuk Cyberbullying
Menurut Willard (2005),
bentuk-bentuk cyberbullying antara lain adalah sebagai berikut:
Flaming. Flaming
merupakan perilaku yang berupa mengirim pesan teks dengan kata-kata kasar, dan
frontal. Perlakuan ini biasanya dilakukan di dalam chat group di media sosial
seperti mengirimkan gambar-gambar yang dimaksudkan untuk menghina orang yang
dituju.
Harassment. Harassment
merupakan perilaku mengirim pesan-pesan dengan kata-kata tidak sopan, yang
ditujukan kepada seseorang yang berupa gangguan yang dikirimkan melalui email,
sms, maupun pesan teks, di jejaring sosial secara terus menerus. Harassment
merupakan hasil dari tindakan flaming dalam jangka panjang. Harassment
dilakukan dengan saling berbalas pesan atau bisa disebut perang teks.
Denigration. Denigration
merupakan perilaku mengumbar keburukan seseorang di internet dengan maksud
merusak reputasi dan nama baik orang yang dituju. Seperti seseorang yang
mengirimkan gambar-gambar seseorang yang sudah diubah sebelumnya menjadi lebih
sensual agar korban diolok-olok dan mendapat penilaian buruk dari orang
lain.
Impersonation.
Impersonation merupakan perilaku berpura-pura menjadi
orang lain dan mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik.
Outing and Trickery.
Outing merupakan perilaku menyebarkan rahasia orang lain,
atau foto-foto pribadi milik orang lain. Trickery merupakan perilaku
membujuk seseorang dengan tipu daya agar mendapatkan rahasia atau foto pribadi
orang tersebut.
Exclusion. Exclusion
merupakan perilaku dengan sengaja dan kejam mengeluarkan seseorang dari grup
online.
Cyberstalking.
Cyberstalking merupakan perilaku berulang kali
mengirimkan ancaman membahayakan atau pesan-pesan yang mengintimidasi dengan
menggunakan komunikasi elektronik.
Dilansir dari guesehat.com, beberapa cara mengatasi atau
mencegah adanya cyberbullying terjadi diantaranya :
1. Jangan membalas dan
menulis komentar yang sama negatifnya sebagai respon.
Hal ini hanya akan
memperparah situasinya. Menuliskan komentar yang sama negatifnya atau
mempermalukan orang yang menulis komentar sebagai balas dendam bisa membuat
Kamu berada dalam masalah.
2. Jangan menganggap
komentar negatif dan kebencian terlalu serius.
Komentar negatif dan
kebencian tersebut sama sekali tidak benar dan bukan diri Kamu. Anggaplah
komentar tersebut sebagai masalah orang yang menulis komentar.
3. Block dan report komentarnya.
Kalau Kamu ada
waktu, block orang yang menuliskan komentar negatif,
atau report komentarnya. Jangan pula membacanya terus menerus karena
hal ini hanya akan membuat Kamu semakin marah dan sedih.
4. Pahami bahwa tidak
semua orang punya kepercayaan dan pandangan yang sama.
Coba bersikap terbuka
terhadap pikiran dan opini orang lain. Pahami bahwa di antara komentar negatif,
mungkin ada orang yang benar. Coba perhatikan, mungkin satu atau dua komentar
negatif tersebut hanyalah orang lain yang sedang mengekspresikan opini mereka
yang berbeda.
5. Istirahat dari media
sosial atau teknologi.
Jika cyberbullying yang
Kamu alami menjadi semakin parah, coba jauhkan diri dan istirahat dari media
sosial. Matikan telepon genggam dan komputer selama satu hari saja, lalu
lakukan aktivitas atau hobi yang Kamu sukai.
6. Jangan memendamnya
sendiri.
Mungkin cyberbullying yang
tidak ekstrem tidak memiliki dampak yang berarti. Namun,
kalau cyberbullying yang dialami sudah ekstrem, maka Kamu bisa
terkena dampaknya secara psikologis.
Daftar Pustaka
Riadi, Muchlisin. (2019).
Pengertian, Bentuk, Karakteristik dan Tindak Pidana Cyberbullying. https://www.kajianpustaka.com/2019/11/pengertian-bentuk-karakteristik-dan-tindak-pidana-cyberbullying.html.
Diakses
pada tanggal 20 November 2020. Online
Willard, N.
2005. Cyberbullying and Cyberthreats. Washington: U.S. Department of
Education.
Kowalski, R.M &
Limber. 2007. Electronic Bullying Among Middle School Students. Journal of
Adolescent Health.
https://www.guesehat.com/belajar-dari-kasus-sulli-begini-cara-menghadapi-cyberbullying.
Diakses
Online
Komentar
Posting Komentar