MENGGAGAS LIMBAH BONGGOL PISANG SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN YOGHURT DALAM UPAYA PENDAYAGUNAAN LIMBAH BONGGOL PISANG MENUJU INDONESIA MANDIRI DAN KREATIF








MENGGAGAS LIMBAH BONGGOL PISANG SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN YOGHURT DALAM UPAYA PENDAYAGUNAAN LIMBAH BONGGOL PISANG MENUJU INDONESIA MANDIRI DAN KREATIF












Disusun Oleh:

Nur Khikmah
:
16690003/2016



UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

SEMARANG

2018










iv



KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam dan sumber segala pengtahuan atas bimbingan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “MENGGAGAS LIMBAH BONGGOL PISANG SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN YOGHURT DALAM UPAYA PENDAYAGUNAAN LIMBAH BONGGOL PISANG MENUJU INDONESIA MANDIRI DAN KREATIF”.

Penyusunan karya tulis ini bertujuan untuk mengembangkan pola pemikiran masyarakat tentang pemanfaatan limbah bonggol pisang serta menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Yoghurt berbasis limbah bonggo pisang merupakan salah satu upaya solutif yang diharapkan dapat mengatasi pencemaran limbah bonggol pisang. Selain itu sebagai minuman fermentasi dengan pemanfaatan bahan lokal.

Kami sangat menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesmpurnaan.oleh karena itu, kritik dan saran yang sufatnya membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan dari kekurangan yang ada, sehingga karya tulis ini bisa bermanfaat. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, terkhusus kepada:

1.       Dr. Muhdi, S.H, M.Hum. selaku Rektor Universitas PGRI Semarang.

2.       Drs. SlametSupriyadi,M.Env.st.selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik.

3.       M. Khoiron Feriansyah, S.T.P., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing serta Ketua Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik dan Informatika Universitas PGRI Semarang.

4.       Para Staf pengajar di lingkungan Fakultas Teknik dan Informatika Universitas PGRI Semarang

5.       Kedua Orang Tua serta saudara-saudara yang sangat kami cintai atas dukungannya.

6.       Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Teknik dan Informatika Universitas PGRI Semarang dan semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas

bantuan dan pengorbanan mereka kepada kami serta melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal Al Amin.

Semarang, 2018

Penyusun


v



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA........................................... iii

KATA PENGANTAR................................................................................................................... iv

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL......................................................................................................................... viii

ABSTRAK........................................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................... 3

2.1 Bonggol Pisang................................................................................................................ 3

2.2 Inovasi Minuman Fermentasi Yoghurt................................................................ 5

2.3 Penyakit Lactose Intolerance................................................................................... 6

BAB III METODE PENULISAN............................................................................................ 8

3.1 Sifat Penulisan................................................................................................................. 8

3.2 Metode Perumusan Masalah..................................................................................... 8

3.3 Metode Pengumpulan Data....................................................................................... 8

3.4 Metode Analisis dan Pemecahan Masalah......................................................... 8

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................... 10

4.1 Kandungan Nutrisi Dalam Limbah Bonggol Pisang.................................. 10

4.2 Proses Pengolahan Yoghurt Berbasis Limbah Bonggol Pisang............ 11

4.3 Kelebihan Limbah Bonggol Pisang Ditinjau Dari Aspek Sosial Ekonomi

13


vi



4.4 Limbah Bonggol Pisang Sebagai Upaya Perwujudan Indonesia Mandiri

Dan Kreatif.................................................................................................................... 14

BAB V PENUTUP......................................................................................................................... 16

1.1  KESIMPULAN.......................................................................................................... 16

1.2  SARAN........................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 17



vii



DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bonggol Pisang.......................................................................................................... 4

Gambar 4.1 Diagram Pembuatan Tepung Bonggol......................................................... 12

Gambar 4.2 Diagram Pembuatan Limbah Bonggol........................................................ 13


viii



DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kandungan gizi bonggol pisang basah dan kering..................................... 10


ix



MENGGAGAS LIMBAH BONGGOL PISANG SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN YOGHURT DALAM UPAYA PENDAYAGUNAAN LIMBAH BONGGOL PISANG MENUJU INDONESIA MANDIRI DAN KREATIF

Oleh :

Nur Khikmah


UNIVERSITAS PGRI SEMARANG





Abstrak:Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan pemanfaatan limbah bonggol pisang sebagai alternatif pembuatan yoghurt. Latar belakang yang mendasari penulisan ini adalah karena banyaknya pohon pisang yang tumbuh di Indonesia, sehingga berdampak pada jumlah limbah bonggol pisang yang dihasilkan semakin meningkat serta masih minimnya perhatian masyarakat terhadap limbah bonggol pisang. Meskipun sudah banyak produk pangan yang dihasilkan dari bonggol pisang, namun sebagian besar produk yang dihasilkan tersebut menurunkan nilai gizi dari olahan bonggol pisang. Selain itu, produk yang sudah ada kurang diminati dan kurang dikenal oleh masyarakat. Bonggol pisang memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan menjadi produk fermentasi berupa yoghurt bonggol pisang. Potensi bonggol pisang sebagai bahan utama pembuat yoghurt ditinjau dari kandungan karbohidrat yang cukup tinggi yakni sebesar 66,2 gram serta kandungan kalsium sebesar 60,0 mg pada bonggol kering. Kadar karbohidrat yang tinggi dapat digunakan sebagai media tumbuh bakteri asam laktat.Metode yang digunakan adalah pengecilan ukuran, pengeringan serta fermentasi yang memanfaatkan bakteri Lactobacillus bulgaricus dengan penambahan susu skim.Manfaat yang dihasilkan dari produk ini adalah bisa menambah kebermanfaatan bonggol pisang dalam pemenuhan gizi masyarakat serta menambah nilai ekonomis dari bonggol pisang. Produk yang dihasilkan dalam penulisan ini adalah minuman fermentasi berbahan dasar bonggol pisang yang mempunyai nutrisi tinggi. Yoghurt bonggol pisang ini dapat dikonsumsi oleh penderita lactose intolerance. Jadi dengan memanfaatkan limbah bonggol pisang dalam pembuatan yoghurt diharapkan masyarakat sadar akan kelestarian lingkungan dan meningkatkan nilai jual bonggol pisang.

Kata kunci: fermentasi, limbah bonggol pisang, yoghurt.


1



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman pisang merupakan tanaman yang berasaldari Asia Tenggara yang kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Hampir seluruh wilayah Indonesia cocok untukpertumbuhan tanaman pisang (Satuhu, 2004). Banyaknya pohon pisang yang mudah tumbuh di Indonesia berdampak pada limbah yang dihasilkan yang juga melimpah. Bagian tanaman pisang yang digunakan oleh masyarakat biasanya hanya buah dan daunnya saja, setelah itu batang dan bonggolnya dibiarkan begitu saja tidak dimanfaatkan sama sekali. Jika limbah dibiarkan secara terus menerus maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan yang akan brakibat pada kesehatan lingkungan sekitar.

Yoghurt adalah makanan yang biasanya berasal dari susu yang difermentasi. Yoghurt merupakan salah satu produk makanan yang hampir semua orang menyukainya baik dari kalangan dewasa sampai anak-anak. Selain daya terima yang luas produk yoghurt juga mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dari pada susu biasa. Hal ini karena hasil fermentasi dari bakteri Lactobacillus bulgaricus menghasilkan kandungan asam laktat yang menjadikan cita rasa susu menjadi asam (Harjiyanti et al.,2013). Karena kandungan asam yang terdapat pada yoghurt cukup tinggi maka dapat menghambat pertumbuhan bakteri perusak susu, sehingga umur simpan susu fermentasi menjadi lebih lama.

Limbah bonggol pisang yang berlimpah kurang mendapat perhatian yang optimal dari masyarakat. Biasanya pemanfaatan bonggol pisang adalah dibuat kerupuk dan pupuk.Menurut Wulandari dkk.(2009) bonggol mengandung karbohidrat 66,2%. Dalam 100 g bahan, bonggol pisang mengandung karbohidrat 66,2 g dan bonggol pisang segar mengandung karbohidrat 11,6 g. Kandungan karbohidrat yang cukup tinggi pada limbah bonggol pisang berpotensi untuk dijadikan energi yang digunakan bakteri dalam fermentasi menjadi yoghurt.

Adanya produk yoghurt berbahan dasar bonggol pisang bisa menjadi solusi untuk mengurangi limbah bonggol pisang serta mampu menambah nilai jual dari bonggol pisang. Selain itu inovasi minuman ini mampu dijadikan minuman alternatif bagi penderita lactose intolerance. Dengan demikian inovasi dari limbah bonggol pisang bisa menambah ekonomi masyarakat dan tidak mencemari lingkungan.


2






1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1.    Bagaimana kandungan nutrisi limbah bonggol pisang?

2.    Bagaimana proses pengolahan yoghurt limbah bonggol pisang?

3.    Bagaimana kelebihan yoghurt limbah bonggol pisang ditinjau dari aspek sosial ekonomi?

4.    Bagaimana peran yoghurt limbah bonggol pisang sebagai upaya perwujudan indonesia mandiri dan kreatif?


1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1.    Untuk mengetahui kandungan nutrisi dari limah bongol pisang.

2.    Untuk mengetahui dan memberikan informasi mengenai cara pengolahan yoghurt limbah bonggol pisang.

3.    Untuk mengetahui kelebihan yoghurt limbah bonggol pisang ditinjau dari aspek sosial ekonomi.

4.    Untuk mengetahui peran yoghurt limbah bonggol pisang sebagai upaya perwujudan indonesia mandiri dan kreatif

1.4 Manfaat Penulisan

1.  Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang manfaat limbah bonggol pisang.

2.  Memperkenalkan dan mensosialisasikan potensi limbah bonggol pisang sebagai minuman yoghurt berbasis bahan lokal Indonesia


3



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bonggol pisang

Pisang (Musa Paradisiaca) merupakan salah satu jenuis buah tropis yang mempunyai potensi cukup tinggi untuk dikelola. Pisang telah menjadi komoditas eksport dan import di pasar internasional. Habitat tanaman ini adalah daerah tropis yang beriklim basah dan dapat tumbuh subur didaratan rendah maupun tinggi (Rismunandar,1990).

Pisang merupakan banyak dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia. Pisang umumnya dapat tumbuh di dtaran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian 2000 mdpl. Pisang dapat tumbuh pada iklim tropis basah, lembab dan panas dengan curah hujan optimal 1.520 hingga 3.800 mm/ tahun dan 2 bulan kering (Rismunandar,1990).

Tanaman pisang merupakan tanaman yang serba guna, mulai dari akar hingga daun dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:

a.    Batang pisang

Batang pisang dapat digunakan sebagai makanan ternak dimusim kekurangan air dan secara sederhana dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos yang memiliki kandungan humus tinggi (Munadjim,1988).

b.    Daun pisang

Daun pisang dapat digunakan sebagai makanan ternak dimusim kering dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pembungkus makanan secara tradisional (Munadjim, 1988).

c.    Bunga pisang

Bunga pisang yang masih segar (jantung pisang) biasanya dimanfaatkan sebagai sayur (Munadjim,1988).

d.   Buah pisang

Buah pisang merupakan bagian dari tanaman pisang yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Selain enak dimakan secara langsung dapat juga dijadikan selai pisang ataupun tepung pisang untuk memperpangjang umur simpan (Munadjim,1988).


4



e.    Kulit buah

Kulit buah pisang biasanya dipergunakan sebagai makan ternak, namun kulit pisang juga mampu menghasilkan alkohol yaitu ethanol karena mengandung gula yang mempunyai aroma yang menarik, selain itu kulit pisang juga dapat dimanfaatkan menjadi sirup glukosa sebagai pemanis alami makanan (Munadjim,1988).

f.     Umbi batang (bonggol)

Bonggol pisang memiliki kandungan pati yang cukup tinggi dapat dipergunakan sebagai sumber karbohidrat bahkan bisa dikeringkan untuk menjadi abu. Dimana abu dari bonggol pisang ini mengandung soda yang

dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun dan pupuk (Munadjim, 1988).

Tingginya tingkat produktivitas pisang secara tidak langsung diikuti dengan menigkatnya produktivitas bagian-bagian lain dari tanaman pisang, salah satunya yaitu bonggol pisang. Bonggol pisang (corm) atau batang pisang bagian bawah merupakan limbah tanaman pisang yang belum termanfaatakan secara optimal. Pengolahan limbah bonggol pisang yang belum terstruktur dan dirasa kurang solutif menyebabkan limbah yang ada di lingkungan tidak dapat menjawab permasalahan secara kongkret (Suyanti dan Supriyadi, 2008).
















Gambar 2.1 bonggol pisang

Sumber: Ilham,2016


Bonggol pisang merupakan bagian dari tananman pisang berupa akar serabutyang berpangkal pada umbi batang (bonggol). Akar terbanyak terdapat di


5



bagian bawah tanah yang tumbuh sampai kedalam 75 sampai 150 cm di dalam tanah. Akar yang berada dibagian samping umbi batang (bonggol) tumbuh kesamping atau mendatar(Suyanti dan Supriyadi, 2008).

Limbah bonggol pisang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dengan komposisi yang lengkap seperti kalori, protein, karbohidrat, air, beberapa mineral (Ca, P dan Fe), vitamin B1 dan vitamin C serta bebas dari kandungan lemak (Rukmana,2005).


2.2 Inovasi Minuman Fermentasi Yoghurt

Salah satu cara pengawetan susu yang tertua adalah dengan jalan mengasamkan melalui proses fermentasi, diantaranya adalah pembuatan yoghurt. Prinsip pembuatan yoghurt adalah susu difermentasi dengan menggunakan campuran bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, sehingga menghasilkan konsentrasi menyerupai pudding (Tamime dan Deeth, 1979). Yoghurt bermanfaat bagi orang yang tidak tahan terhadap gula susu atau “lactoce intolerance” karena pada proses pembuatan yoghurt dapat menurunkan seperempat kadar gula susu, maka bagi orang yang menderita “lactoce intolerance” dapat mengonsumsi yoghurt sebagai bahan makanan yang bergizi (Winarno, 1980).

Yoghurt adalah produk pangan yang berasal dari susu yanng difermentasi menggunakan bakteri tertentu. Biasanya digunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kedua bakteri tersebut yang akan memfermentasi lactosa (gula susu) menjadi asam laktat, sehingga dihasilkan flavor yoghurt yang khas, cita rasanya asam dan teksturnya mengental karena koagulasi protein susu oleh asam (Taufiq H, 2009).

Berdasarkan kadar lemaknya, yoghurt dapat dibedakan atas yoghurt berlemak penuh (kadar lemak lebih dari 3%), yoghurt setengah berlemak (kadar lemak 0.5-3,0%), dan yoghurt berlemak rendah (lemak kurang dari 0,5%). Yoghurt sebagai pabrik bakteri yang dapat memproduksi aneka vitamin yang diperlukan tubuh, yaitu asam folat, asam nikotinat, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, dan vitamin B12. Kandungan vitamin pada yoghurt khusunya kalsium, fosfor, dan kalium juga meningkat. Sebaliknya, kandungan lemak


6



yoghurt menjadi rendah sehingga cocok diminum oleh mereka yang sedang berdiet rendah kalori (Susilorini dkk. 2006).

Menurut Yaguchi, Goto, dan Okonogi, (1992), manfaat minum yoghurt dan susu terfermentasi lainnya adalah dapat meningkatkan pertumbuahan, Mengatur saluran pencernaan, memperbaiki gerakan perut, antikanker, menghambat pertumbuahan bakteri patogen, membantu penderita lactose intolerance, dan antidiare.

2.3 Penyakit Lactose Intolerance

Intoleransi laktosa (Lactose Intolerance) merupakan sindroma klinis yang ditandai oleh salah satu atau lebih manifestasi klinis seperti sakit perut, diare, mual, kembung, produksi gas di usus meningkat setelah konsumsi laktosa atau makanan yang mengandung laktosa. Jumlah laktosa yang menyebabkan gejala bervariasi dari individu, tergantung pada jumlah laktosa ynag diknsumsi, derajat defisiensi laktosa, dan bentuk ,makanan yang dikonsumsi (Heyman, 2006).

Laktosa atau gula susu terdiri dari glukosa dan galaktosa. Susu sebagai produk hewani, memiliki kadar laktosa yang tinggi. Kadar Laktosa susu manusia (ASI) sebesar 50-70 gram per liter (Brody T, 1999). Laktosa harus dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa terlebih dahulu supaya proses absorpsi dapat berlangsung. Hidrolisis ini dilakukan oleh laktase (β-galaktosidase), suatu enzim yang terdapat pada brush border mukosa usus halus (Matthews,et al 2005)

Enzim pada brush border enterosit mengandung laktase ynag memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Monosakarida yang dihasilkan melewati sel mukosa dan masuk ke dalam aliran darah melalui pembuluh kapiler villi, yang membawanya melalui vena porta hepar. Enzim laktase hanya dihasilkan oleh sel di ujung villus dan paling banyak terdapat di jejunum. Oleh karena itu, penyakit gastrointestinal yang menyebabkan perlakuan pada sel-sel intestinal sering kali berhubungan dengan defisiensi laktase dan intoleransi laktosa (Mahan K, Escott-Stump S,. 2004).

Aktivitas laktase akan mengalami penurunan secara nyata pada usia 2-5 tahun (late onseat lactase deficiency) walau laktase terus diberikan. Hal tersebut menandakan bahwa laktase bukan merupakan enzim adaptif. Pada beberapa ras, terutama orang kulit putih di Eropa Utara, beberapa suku nomaden di Afrika,


7



aktivitas laktase pada manusia dewasa tetap tinggi (persistence of lactase activity) (Sinuhaji, 2006).


8



BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Sifat Penulisan

Penulisan ini bersifat deskriptif dan paparan, yaitu dengan menjelaskan kandungan nutrisi limbah bonggol pisang, proses pembuatan, bagaimana aspek sosial ekonomi, serta upaya pengenalan dan

3.2 Metode Perumusan Masalah

Perumusan masalah dimulai dengan memaparkan tentang bagaimana kandungan nutrisi limbah bonggol pisang, proses pengolahan yoghurt limbah bonggol pisang, kelemahan dan kelebihan limbah bonggol pisang ditinjau dari aspek sosial ekonomi, serta upaya sosialisasi yoghurt limbah bonggol pisang kepada masyarakat.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan konsep berpikir diatas, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1.    Perunusan masalah.

2.    Penentuan ruang lingkup masalah.

3.    Penentuuan kata kunci untuk mempersempit objek pencarian data.

4.    Penelususan dan pencarian data.

5.    Pengumpulan data dan materi penunjang variabel.

6.    Penyortiran yang relevan dan pengkomunikasian data.

3.4 Metode Analisis dan Pemecahan Masalah

Analisis dilakukan dengen 2 metode:

1.      Metode deskriptif, dengan menganalisis data atau informasi dan memberikan prediksi gamabaran mengenai masalah yang dibahas.

2.      Metode deduktif, yaitu melalui proses analisis data atau informasi dengan memberikan argumentasi melalaui berpikir logis dan bertitik tolak pada pernyataan bersifat umum menujusuatu kebenaran yang bersifa khusus berdasarkan teori dan konsep.

Pemecahan masalah dikaitkan dengan mnggunakan studi silang (cross link) antara data-data yang terkumpul dengan teori dan konsep yang relevan. Berdasarkan studi silang ini, dapat diambil inti utama yang


9



kemudian diramu menjadi suatu kesimpulan yang diperkuat dengan saran dan harapan yang dikaitkan dengan kondisi akhir pemecahan masalah.


10



BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kandungan Nutrisi Dalam Limbah Bonggol Pisang

Limbah bonggol pisang dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dimanfaatkan atau tidak dapat dimakan, sehingga banyak yang tidak termanfaatkan. Padahal bonggol pisang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, pada bonggol pisang basah terkandung 43,0 kalori, 0,36 g protein, 11,60 g karbohidrat, 86,0 g air, beberapa mineral seperti Ca, P dan Fe, vitamin B1 dan C, serta bebas kandungan lemak (Rukmana, 2005). Secara lengkap, kandungan gizi dalam bonggol pisang basah dan kering dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Kandungan gizi bonggol pisang basah dan kering

No.
Kandungan gizi
Bonggol basah
Bonggol kering




1.
Kalori (kal)
43.00
245.00




2.
Protein (g)
0.36
3.40




3.
Lemak (g)
0.00
0.00




4.
Karbohidrat (g)
11.60
66.20




5.
Kalsium (mg)
15.00
60.00




6.
Fosfor (mg)
60.00
150.00




7.
Zat besi (mg)
0.50
2.00




8.
Vitamin A (SI)
0.00
0.00




9.
Vitamin B1 (mg)
0.01
0.04




10.
Vitamin C (mg
12.00
4.00




11.
Air (g)
86.00
20.00




12.
Bagian yang dapat
100.00
100.0

dimakan (%)







Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI (1981)


11



Bonggol pisang basah mengandung karbohidrat sebanyak 11,6 gram sedangkan bonggol pisang kering mengandung karbohidrat sebesar 66,2 gram sehingga dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan cuka melalui proses fermentasi. Fermntasi juga merupkan proses penguraian gula menjadi alkohol dan karbondioksida yang disebabkan aktivitas sel-sel khamir (Said, 1987).

Limbah bonggol pisang sering dimanfaatkan sebagai pupuk organik maupun sabun dengan cara dibakar. Sebagai olahan pangan, selama ini bonggol piang telah dimanfaatkan sebagai bahan sayuran seperti urap dan lalapan. Di daerah Bali secara tradisional bonggol pisang telah diolah menjadi makanan bernama“tum” atau pepes. Selain itu, limbah bonggol pisang dimanfaatkan untuk diambil patinya kemudian diolah menjadi bioetanol (Yuanita, 2008).

4.2 Proses pengolahan yoghurt berbasis limbah bonggol pisang

Pisang merupakan tanaman yang mudah tubuh di wilayah Indonesia. Umumnya bagian pisang yang sering dimanfaatkan adalah buahnya, sedangkan bagian lain dari tanaman pisang sebagian besar tidak manfaatkan bahkan hanya dibiarkan begitu saja. Beberapa solusi telah banyak bermunculan akan tetapi masih belum terlaksana secara optimal sebab dimungkinkan adanya kendala pada sarana mapun prasarana yang menunjang pengolahan limbah. Pengolahan limbah bonggol pisang sering dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, sabun maupun bioetanol. Dalam dunia pangan pemanfaatkan limbah bonggol pisang masih jarang ditemukan. Di Bali biasanya bonggol pisang diolah sebagai sayuran untuk lauk makan sehari-hari.

Limbah bonggol pisang kering memiliki kadar karbohidrat yang cukup tinggi yaitu sebesar 66,2 gram serta kadar yakni 60 gram. Kedua senyawa tersebut menjadi salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi bahan baku membuat yoghurt.

Yoghurt limbah bonggol pisang dalam pembuatanya menggunakan bahan sebagai berikut: limbah bonggol pisang, air, susu skim, isolat lactobacillus casei dan lactobacillus plantarum. Peralatan yang diguanakan yaitu: panci (panci besar, panci sedang serta kecil), kompor gas, sendok, pengaduk, pisau, sarung tangan, panci, wadah plastik, toples, bak rendaman, kain flanel termometer, lemari es, pipet ukur, piprt tetes, timbangan analitik serta gelas ukur.


12



Tahap pembuataan tepung limbah bonggol pisang: bongol pisang disortasi kemudian bonggol direndam menggunakan air kapur semalam. Lalu dipotong secara dadu selanjutnya dihaluskan dengan meggunakan blender kering dan dikeringkan. Tahap pembutan yoghurt limbah bonggol pisang yakni: hasil penepungan dilarutkan dalam air kemudian disaring menggunakan kain, ditambahkan susu skim dan gula selanjutnya fermentasi selama 5 jam.


Tahapan pembuatan tepung limbah bonggol pisang

Bonggol pisang



Pemilihan



pengupasan



Perendaman dengan air

kapur



Penepungan



Pengeringan



Tepung bonggol pisang


Gambar 4.1 diagram pembuatan tepung bonggol pisang


13



Tahapan pembuatan yoghurt limbah bonggol pisang

Tepung bonggol pisang



Pelarutan menggunakan air





Penyaringan menggunakan kain
Susu skim dan


Pemeraman/ fermentasi
gula pasir


Yoghurt bonggol pisang

Gambar 4.2 diagram pembuatan yoghurt limbah bonggol pisang



4.3 Kelebihan Yoghurt Limbah Bonggol Pisang Ditinjau Dari Aspek Sosial Ekonomi

Pemanfaatan limbah bonggol pisang sebagai bahan dasar pembuatan yoghurt disebabkan karena melimpahnya pohon pisang di Indonesia. Pengolahan limbah bonggol pisang menjadi yoghurt merupakan salah satu upaya menuju kemandirian pangan di Indonesia. Sehingga dapat dijadikan alternatif dalam mengatasi kekurangan energi pada masa mendatang.

Pemanfaatan bonggol pisang menjadi yoghurt merupakan ide yang kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan kekayaan alam di Indonesia. Pemanfaatan bonggol pisang ini mampu meningkatkan nilai guna dan nilai jual serta menambah self life (umur simpan) bonggol pisang tersebut. Dengan adanya inovasi yoghurt bonggol pisang tersebut maka cemaran lingkungan yang disebabakan oleh bonggol pisang dapat terkontrol. Bonggol pisang yang telah membusuk jika dibiarkan dalam waktu lama biasanya menimbulkan bau busuk serta menjadi tempat tumbuh bakteri pembawa penyakit sehingga dapat mempengaruhi kesehatan di lingkungan sekitar.


14



Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi dari bakteri asam laktat yaitu bakteri Lacobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopillus (Tamime dan Deeth, 1979). Yoghurt biasanya menggunakan bahan dasar berupa susu sapi segar atau susu skim. Tetapi seiring perkembangan teknologi semakin banyak variasi yang dibuat, salah satunya adalah yoghurt berbahan dasar limbah bonggol pisang. Penggunaan bonggol pisang menjadi yoghurt disebabkan karena kandungan karbohidrat yang tinggi sebesar 66,2%. Kandungan karbohidrat tersebut dapat dijadikan energi dalam melakukan fermentasi.

Yoghurt dikenal sebagai minuman fermentasi yang berasa asam dengn tekstur yang lembut serta memiliki banyak nilai gizi. Yoghurt bonggol pisang mengandung sedikit laktosa sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif nutrisi tambahan bagi penderita lactose intolerance. Lactose Intolerance merupakan sindroma klinis yang ditandai oleh salah satu atau lebih manifestasi klinis seperti sakit perut, diare, mual, kembung, produksi gas di usus meningkat setelah konsumsi laktosa atau makanan yang mengandung laktosa (Heyman, 2006). Oleh karena itu, penderita Lactose Intolerance membutuhkan minuman alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuhnya. Yoghurt bonggol pisang ini memerlukan biaya yang tidak terlalu mahal dibandingkan dengan yoghurt berbahan dasar susu murni. Sehingga masyarakat bebagai kalangan dapat menikmati inovasi minuman fermentasi tersebut.


4.4 Yoghurt Limbah Bonggol Pisang Sebagai Upaya Perwujudan Indonesia Mandiri Dan Kreatif

Kemandirian (self-relience) adalah kemampuan untuk mengelola semua yang dimilikinya sendiri yaitu mengetahui bagaimana mengelola waktu, berjalan dan berfikir secara mandiri, disertai dengan kemampuan dalam mengambil resiko dan memecahkan masalah. Kemandirian berkenaan dengan pribadi yang mandiri, kreatif dan mampu berdiri sendiri yaitu memiliki kepercayaan diri yang bisa membuat seseorang mampu sebagai individu untuk beradaptasi dan mengurus segala hal dengan dirinya sendiri (Parker,2006, hlm: 226-227). Pengertian lain dari kemandirian adalah Suatu keadaan dimana seseorang berusaha diri sendiri


15



dalam arti tidak tergantung dengan orang lain dalam keputusan dan mampu melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

Limbah bonggol pisang mudah ditemukan diberbagai daerah baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Hal ini memberikan peluang dan potensi bagi masyarakat yakni bisa dijadikan sebagai ide dalam berwirausaha. Limbah bonggol pisang bisa dijadikan sebagai produk yoghurt yang dapat menambah penghasilan masyarakat. Berkaitan dengan memanfaatkan limbah untuk dijadikan suatu produk merupakan suatu upaya yang solutif bagi masyarakat di Indonesia. Dengan memanfaatkan bahan lokal yang ada untuk dibuat menjadi produk maka masyarakat dikatakan mandiri yakni tidak tergantung pada orang lain atau tidak menggunakan produk dari luar. Sehingga dengan adanya produk yoghurt limbah bonggol pisang yang memanfaatkan bahan lokal maka akan menambah kemandirian masyarakat Indonesia

Menurut kamus Webster dalam Anik Pamilu (2007:9) Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinalitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005:599) “kreatifitas adalah kemampuan untuk mencipta atau memiliki daya cipta.”Menurut Suryana (2006:2) mengungkapkan bahwa “kreatifitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (thinking new thinks).” Menurut Utami munandar (1990:48) mengungkapkan bahwa “Kreativitas adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban dari suatu masalah, dimana penekanannya adalah kuantitas, ketepatgunaan,dan keragamjawaban.”

Limbah yang terbuang sia-sia jika dijadikan suatu produk maka akan menjadi suatu hal yang lebih bermakna. Sedemikian rupa limbah bonggol pisang yang kurang mendapatkan penanganan optimal. Dengan memanfaatkan limbah bonggol pisang maka tercipta ide yang bermanfaat bagi masyarakat. Yakni dengan mengembangkan produk yang sudah ada yaitu yoghurt. Yoghurt yang diinovasikan dengan berbahan dasar limbah bonggol pisang merupakan inovasi produk baru yang sudah ada. Hal ini maka menciptakan kreatifitas masyarakat


16



dalam      memanfaatkan       limbah       yang       menyebabkan       pencemaran       pada

lingkungan.Sehingga  dengan  menciptakan  produk  berbahan  dasar  bahan  lokal

maka masyarakat mulai terbentuk kreatifitasnya.


17



BAB V

PENUTUP

1.3 Kesimpulan

1.   Bonggol pisang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, pada bonggol pisang basah terkandung 43,0 kalori, 0,36 g protein, 11,60 g karbohidrat, 86,0 g air, beberapa mineral seperti Ca, P dan Fe, vitamin B1 dan C, serta bebas kandungan lemak.

2.   Proses pembuatanyoghurt berbasis limbah bonggol pisang dengan metode penepungan kemudianhasil penepungan dilarutkan dalam air kemudian disaring menggunakan kain, ditambahkan susu skim dan gula selanjutnya fermentasi selama 5 jam.

3.   Kelebihan produk yoghurt limbah bonggol pisang adalah mengurangi pencemaran lingkungan dan menjadi minuman fermentasi yang dapat digunakan lactose intolerance.

4.   Pemanfaatan limbah bonggol pisang dalam pembuatan yoghurt merupakan wujud dari Indonesia mandiri dan kreatif karena memanfaatkan bahan lokal.

1.4 Saran

1.   Diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai yoghurt limbah bonggol pisang.

2.   Masyarakat diharapkan perduli terhadap kesahatan dan lingkungan.


18



DAFTAR PUSTAKA

Anik, Pamilu.2007. Mengembangkan Kreativitas Dan Kecerdasan Anak. Jakarta:

Buku Kita

Brody T.1999. Nutritional biochemistry. New York: Academic Press. Depdiknas.2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. (1981). Daftar Komposisi Bahan

Makanan

Harjiyanti, Y.B. Pramono,S. Mulyani.2013. TOTAL ASAM, VISKOSITAS, DAN KESUKAAN PADA YOGHURT DRINK DENGAN SARI BUAH MANGGA (Mangifera indica) SEBAGAI PERISA ALAMI. Jurnal aplikasi teknologi pangan.vol.2 No.2

Heyman,M.B.2006.  Lactose  Intolerance
in  Infacts,
Children  and
Adolescent.

Ped.J.,118,3,1279





Ilham.
2016.
Keripik
limbah
bonggol
pisang.









pisang.html. Diakses pada 18 Januari 2018 pukul 20.00 wib.

Mahan K. dan Escott-Stump. 2004. Food, Nutrition, and Diet Therapy. USA.

W.B Saunders Company.

Matthews L, Belgrader,P.,FrancisB., 2005. Development Of Multiplex Ligase Detection Raction DNA Typing Assay.Promega corporation [online] Tersedia: www.Promega.com/ ( 2 Februari 2018)

Munadjim. 1988. Teknologi Pengolahan Pisang. Jakarta: PT Gramedia.

Munanadar, Utami ( 1990) Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: PT Gramedia

Parker,   Deborah, 2006, Menumbuhkan Kemandirian dan Harga Diri Anak, Jakarta: Prestasi Pustakarya

Rismunandar. 1990.  Membudidayakan  Tanaman  Buah-buahan.  Bandung:  C.V.

Sinar Baru.

Rukmana,   R.2005.    Rumput    Unggul   Hijauan    Makanan   Ternak.     Kanisius.

Yogyakarta

Said, E.G.1987. Teknologi Fermentasi. Jakarta: CV Rajawali.


19



Satuhu, S.2004. Penanganan Dan Pengolahan Buah. Jakarta: Penebar Swadaya

Sinuhaji AB.2006. Intoleransi laktosa. Majalah kedokteran nusantara 39,4, 424-429.

Suryana.2006.      Kewirausahaan     Pedoman    Praktis:     Teori     Dan      Praktek.

Bandung:Salemba Empat

Suryanti dan Ahmad Supriyadi. 2008. Pisang: Budidaya, Pengolahan dan Prospek Pasar. Penebar Swadaya. Jakarta

Susilorini, T.E. dan Sawitri M.E.2006.Produk Olahan Susu. Jakarta: Penebar Swadaya

Suyanti, Dan Supriyadi Ahmad. 2008. Pisang Budidaya pengolahan Dan Prospek Pasar. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tamime, A. Y and H.C. Deeth.1979.Yoghurt nutritive and therapeutic aspects.Journal of food protection. Vol. 44(1) : pp. 78-86, Cambridge

Taufik, H.2009. Mengenal Pembuatan dan Manfaat Yoghurt. Jakarta: Sinar Cemerlang Abadi

Utami     Munandar. 1990. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: Bumi Aksara

Winarno,F.G,dkk, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: PT. Gramedia

Wulandari D.,D.N Fatmawati, E.N. Qolbaini, K.E. Mumpuni, & S. Praptinasari. 2009. Penerapan MOL( mikroorganisme lokal) Bonggol Pisang sebagai Biostarter Pembuatan Kompos. PKM-P. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Yaguchi.H., Goto, Okonogi.1992. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtpunimus-gdl-dinahariro-6905-3-babii.pdf. Diakses tanggal 19 januari 2018

Yuanita, 2008, Pabrik Sorbitol dari Bonggol Pisang dengan Hidrogenasi Katalitik .Jurnal Ilmiah Teknik Kimia, ITS, Surabaya




Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILP2MI (Ikatan Lembaga Penalaran dan Penelitian Mahasiswa se-Indonesia)

PROFIL UKM KIPM UPGRIS

Kenali Potensi Serei Sebagai si Tanaman Pengusir Nyamuk